Oleh : Bimantara Muhammad
Di tengah dinamika politik yang kian berkembang, seringkali kita mendengar anggapan bahwa 'pemimpin harus memiliki pengalaman yang mumpuni, terutama dalam bidang pemerintahan'. Namun, apakah benar demikian? Dalam konteks sistem demokrasi, saya berani berpendapat bahwa untuk menjadi pemimpin pemerintahan daerah, semua masyarakat berhak untuk menjadi calon pemimpin selama tidak memiliki catatan hukum yang dapat menggugurkannya menjadi seorang calon pemimpin daerah. Ini adalah esensi dari demokrasi itu sendiri: memberi kesempatan kepada siapa pun, tanpa diskriminasi latar belakang atau pengalaman kepemimpinan sebelumnya.
Sebuah pemimpin yang baik tidak selalu harus berangkat dari kursi pemerintahan. Yang lebih penting adalah pengalaman memimpin di lembaga/ruang yang dapat dipertanggungjawabkan. Misalnya, seorang pemimpin yang pernah menjabat di organisasi non-pemerintah, yayasan, komunitas, atau bahkan di perusahaan swasta bisa jadi memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang kebutuhan masyarakat. Pengalaman tersebut sering kali melibatkan interaksi langsung dengan berbagai kalangan, yang dapat menjadi bekal berharga dalam mengambil keputusan.
Namun, pengalaman di ranah politik semata tidaklah cukup. Yang benar-benar dibutuhkan dari seorang pemimpin daerah adalah catatan dan track record kepemimpinan yang jelas dan tanpa noda. Mampu memimpin sebuah lembaga, baik itu di sektor publik maupun swasta, menunjukkan kemampuan untuk beradaptasi, berinovasi, dan mengambil tanggung jawab. Seorang pemimpin harus memiliki rekam jejak yang menunjukkan integritas dan dedikasi terhadap tujuan yang lebih besar, yaitu kesejahteraan masyarakat.
Kita harus membuka pikiran dan memberi ruang bagi para calon pemimpin dari latar belakang yang beragam. Pengalaman di sektor-sektor lain dapat memperkaya perspektif mereka dalam memimpin daerah. Dengan demikian, kita tidak hanya mengandalkan pada pengalaman politik yang sering kali terjebak dalam rutinitas birokrasi, tetapi juga pada inovasi dan kreativitas yang dibawa oleh pemimpin baru.
Jadi, siapa bilang pemimpin harus punya pengalaman? Dalam demokrasi, semua orang memiliki hak untuk memimpin, asalkan mereka memiliki visi, integritas, dan rekam jejak kepemimpinan yang dapat dipertanggungjawabkan. Mari kita buka peluang bagi generasi baru yang siap membawa perubahan, tanpa terkungkung oleh definisi pengalaman yang sempit.
0 Komentar :
Belum ada komentar.